Baca juga artikel menarik lainnya di iidiott.blogspot.com . Pecinta wikipedia? tambah pengetahuanmu di Pharmachylious . Keep Enjoi bro

Sabtu, 22 September 2012

Ini masalahnya kalo Jokowi-ahok menang pilkada DKI



Sebelum Penulis meneruskan Artikel sederhana ini, Saya ucapkan terima kasih kepada seluruh Pembaca baik yang Pro dan Kontra terhadap semua Artikel yang Saya tulis, perlu diketahui hampir semua Artikel yang Saya tulis baik terkait Pilkada DKI Jakarta ataupun tidak terkait semuanya tanpa direncanakan, idenya datang dan kemudian bersatu dengan ide-ide yang prnah ada di Kepala Penulis, sehingga hampir semua data,fakta yang tertera seperti muncul begitu saja, bahkan pada kamis, 6 September 2012 penulis melayangkan 3 Artikel sekaligus dalam sehari, saat itu Penulis merasa sedang banyak ide yang harus dituliskan dan banyak hal yang harus disampaikan kepada rakyat Jakarta.
Di Era keterbukaan saat ini, Anda boleh mengumpulkan data tentang Penulis dan menjadikannya Artikel apakah sebagai pembunuhan karakter agar Penulis tak berdaya lagi dan malas menulis, Saya persilahkan dan Penulis akan tetap menulis, tidak bisa di dikte, tidak bisa diarahkan, Saya akan tetap menulis berdasarkan gerak hati Saya dan hasilnya seperti yang penulis duga, Anda yang setuju boleh bertepuk tangan dan Anda yang tidak setuju boleh membuat Artikel tandingan, tidak ada yang larang.
Baiklah, itu pengantar. Kali ini masih terkait dengan Pilkada DKI Jakarta, banyak sinyalemen bahwa Jokowi-Ahok sudah mengkhianati Pancasila yang kita hormati bersama, selain itu Jokowi-Ahok telah melanggar sumpah jabatan dan tidak memiliki Etika Politik yang baik.
Penulis melihat sejak dari awal ada keganjilan dengan pencalonan Jokowi dan Ahok pada Pilkada DKI Jakarta ini, baik keganjilan adanya sebuah “Konspirasi” pertarungan antara Jenderal SBY dengan Prabowo, dan jika dilihat hari ini bersatunya Hanura akan semakin menguatkan jika pertarungan besarnya adalah : SBY, Wiranto Vs Prabowo, Sipil seperti Jokowi-Ahok akan menjadi alat “kamuflase” untuk sebuah kepentingan sesaat para Jendral.
Selain itu, keganjilan yang lain adalah dukungan yang besar dari media liberalis sekuler plus aktivis liberalis Sekuler di Indonesia yang mencoba meniadakan Agama dari urusan Negara dan dunia terlihat sangat nyata, misalnya pernyataan Ahok “ Utamakan Ayat Konstitusi daripada Ayat Suci” (Baca : Blunder Lagi, Ahok Menghina Ayat Suci) dan pernyataan Ahok yang berbunyi “ Lebih Baik Ikut Ahok yng Kafir , tidak apa-apa masuk Neraka asal masih bisa makan daripada ikut Anda ke Syurga tapi yang Kaya Raya Anda sendiri” , pernyataan ini Ahok sampaikan di Program METROTV. (Baca : Isu SARA, Strategi Marketing Ahok?),
Selain itu yang akan menjadi kajian Penulis hari ini adalah status Jokowi masih menyandang Walikota Solo untuk periode 2010 – 2015, sedangkan Ahok  dipecat dari Partai Golkar lantaran syahwat politiknya tak selaras dengan kepentingan partainya, dimana kepentingan Partainya untuk kepentingan masyarakat banyak sedangkan Ahok membawa misi sendiri akhirnya dipecat dari Partai Golkar dan menjadi kutu loncat ke Partai Gerindra.
Selanjutnya, Ahok memilih untuk mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Anggota DPR RI yang terpilih pada Pemilihan Legislatif Tahun 2009 dengan masa jabatan 2009-2014, Baik Jokowi maupun Ahok dinilai banyak kalangan telah mengkhianati Pancasila ditengah populeritasnya, populernya karena menjadi kekasih media sebagai sesama menganut Faham liberalis Sekuler.
Pada Sila ke-4 Pancasila yang berbunyi “KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN/PERWAKILAN”, Sila ke-4 inilah yang menjadi alasan kuat pengkhianatannya, Pancasila bukan sekedar norma dan dasar hukum utama tetapi lebih dari itu Pancasila harus dapat menjadi ‘ruh’ dalam melaksanakan & menjalankan tata pemerintahan sekaligus rujukan bernegara.
Lalu, Apa maksud sila ke-4 Pancasila? Mari kita bahas satu-persatu,  Kata ‘KERAKYATAN YANG DIPIMPIN” secara Filosofis memuat makna kekuasaan tertinggi berada ditangan rakyat sedangkan “HIKMAT KEBIJAKSANAAN” secara Filosofis bermakna penggunakan fiiran yang jernih dan selalu menimbang aspek persatuan/kesatuan Bangsa. Kepentingan rakyat yang dilaksanakan dengan sadar sesadar-sadarnya, jujur dan penuh tanggungjawab serta dilandasi I’tikad baik sesuai hati nurani dalam mengambil keputusan. Sedangkan kata “PERMUSYAWARATAN” secara filosofis bermakna bahwa dalam merumuskan atau memutuskan segala hal berbasis pada kehendak rakyat memalu Musyarawah untuk mencapai mufakat. Kata “PERWAKILAN” secara filosofis bermakna keterlibatan rakyat untuk mengambil bagian dalam kehidupan bernegara yang dilkukan melalui badan perwakilan rakyat, Singkatnya Sila ke-4 ini menegaskan bahwa Indonesia menganut Demokrasi Pancasila. Dimana dalam kehendak rakyat disalurkan melalui berbagai kanal yang salah satunya adalah Partai Politik dan dalam Demokrasi Partai Politik adalah keniscayaan.
Selanjutnya, Semangat Reformasi yang menguatkan sistem perwakilan rakyat hingga lahirlah lembaga perwakilan yang disebut DPD (Dewan Perwakilan Daerah) Republik Indonesia. Dengan semangat reformasi pula lah sistem keterwakilan melalui Pemilu mengalami perubahan yang signifikan, dari sistem gaya Orba kini sudah sangat luar biasa langsung dipilih rakyat
Perlu disadari sesadar-sadarnya bahwa pemilihan langsung tidak hanya berlaku untuk Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Presiden, saat ini Pemilihan Kepada Daerahpun sudah kita ketahui bersama sudah langsung oleh rakyat. Pertanyaan adalah : Bagaimana Bentuk Pengkhianatan Jokowi terhadap Pancasila dimana PDI-P sangat mengagungkan Dasar Negara kita ini? Sebagaimana diketahui pasangan Jokowi-FX Hadi Rudyatmo pd Pilwakot Solo 2010 silam, diusung oleh PDIP, Partai Gerindra, PKB, PKPB, PKPI, PDP, PAN, PKS dan PDS. Dengan kata lain pencalinan Jokowi-FX Hadi Rudyatmi tidak hanya di dukung PDI-P saja, tetapi banyak partai di Solo.
Sayangnya, hingga kini Jokowi sepertinya belum menggelar musyawarah untuk mencapai kata mufakat terkait pencalonannya di Pilkada DKI Jakarta. Dalam perspektif sila ke-4 Pancasila dan sebagai seorang yang mengaku Pancasilais Jokowi sbaiknya brmusyawarah lebih dulu dengan parpol pengusungnya sebelum menerima printah dari partainya (PDI-P)
Peran parpol pengusung ini tidak boleh dianggap sepele apalagi dianggap angin lalu. Mengingat pencalonan jokowi diusulkan/didukung parpol Terkecuali jalur yg ditempuh Jokowi-FX Hadi Rudyatmo kala itu melalui jalur independen Tampaknya, Jokowi juga belum menempuh langkah tersebut. Inilah yang dalam pengamatan sejumlah pengamat pencalonan Jokowi secara sepihak sangat bermasalah, terlebih sampai hari ini Jokowi belum mengajukan surat pengunduran diri sebagai Walikota Solo yang kemungkinan juga kondisi tidak bermusyawarahnya Jokowi dengan PARPOL Pengusung pada Pilkada Solo 2010 yang lalu bisa jadi tidak memberikan restu atau menolak pengunduran diri Jokowi dimana berdasarkan Administrasni Negara Mendagri tidak bisa melantik menjadi Gubernur DKI jikapun terpilih (Baca : Jika Sadar Akan Gagal, Mengapa Jokowi Tetap Maju? Cermin Negara Salah Urus)
Dan Anda bisa membaca beberapa Referensi dari TRIBUNNEWS : Ini Masalahnya Jika Jokowi Menang Pilkada DKI dan Pencalonan Jokowi Melanggar Pancasila
Kemudian Ahok, Sejak awal niat Ahok untuk mencalonkan diri dalam Pilkada DKI Jakarta tidak direstui Partai Golkar sebagai partainya yang terdahulu karena itulah Ahok terus maju melalui jalur Independen sebelum akhirnya bertemu dengan Prabowo & Hasjim DJ, Perlu digarisbawahi kala itu Ahok juga belum melakukan musyawarah untuk mufakat dengan konstituennya yang telah memilhnya sebagai Anggota DPR RI.
Secara sepihak, Ahok memutuskan keluar dari Partai Golkar sekaligus menanggalkan statusnya sebagai wakil rakyat dan memilih menjadi  Anggta Partai Gerindra, Soal suara konstituennya yang memilihnya menjadi Anggota DPR RI Ahok tidak peduli lagi yang terpenting Syahwat Politiknya tersalurkan walau harus menjadi kutu loncat dari satu partai ke partai yang lainnya. Seringkali Ahok mengatasnamakan rakyat, pertanyaanya Rakyat yang mana? La wong meninggalkan rakyat kok.
Ahok terlalu congkak dan sombong dengan memberikan ungkapan Klasik dan penuh kamuflase, sebagaimana dimuat di Majalah TEMPO Edisi 3-9 September 2012.
“Pernah Nggak Ketemu Pejabat yang rela berhenti Demi Tanggungjawab Untuk Mensejahterakan Rakyat? Pejabat yang Salah Saja tidak mau berhenti, apalagi yang Kagak Salah” Kata Ahok di Majalah Tempo September 2012.
Kemudian Ahok juga mengatakan “Saya Bisa 10 Tahun Di Jabatan Bupati, Tapi Saya Memilih Untuk Mencalonkan Diri Sebagai Gubernur. Itu Karena Saya Mentok Dengan Kepala Dinas” kata Ahok dengan nada menyombongkan diri (Majalah Tempo September 2012)


Pertanyaan sederhana untuk Ahok adalah “Jika Ahok mengklaim dirinya paling berani, paling bersih, paling jujur dan benar-benar mengabdi untuk kepentingan Rakyat Belitung Timur Mengapa tidak ditamatkan Saja?” Justru yang terjadi adalah Ahok tidak bisa mengendalikan Syahwat politiknya dan memilih mengikuti pencalonan Pemilihan Gubernur Bangka Belitung. Jika Konsisten harusnya menamatkan dulu jadi Bupat Belitung Timurnya baru kemudian maju di Pilkada Gubernur Bangka Belitung.
Selain itu, Banyak Pengamat menyatakan bahwa Selain Mengkhianati Pancasila, Ahok dan Jokowi juga sudah melanggar sumpah jabatan dan UU No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. Hal ini dikarenakan Keputusan Jokowi dan Ahok menjadi kandidat Pilkada DKI Jakarta dapat ditafsirkan membawa keuntungan diri sendiri, kroni/golongan, dan kelompok tertentu.
Dan sangat sulit mencari alasan logis dan tidak bisa diterima dengan Nalar jika pencalonan Jokowi dan Ahok adalah aspirasi warga Jakarta, kecuali warga Jakarta yang berasal dari Jawa barangkali masih memungkinkan.
Inilah masalah-masalah yang mendera Jokowi-Ahok dan mencederai Sistem Demokrasi yang sedang di bangun di Indonesia. Hanya demi syahwat Politik dan kue kekuasaan, nilai-nilai Pancasila di khianati. Sehinga menjadi wajar jika masyarakat Jakarta menilai Jokowi-Ahok tidak amanah, inkonsisten dan takluk pada partai.
Artikel ini berusaha merasionalkan pemilih, sehingga masyarakat Jakarta dapat melihat kedalaman siapa calon yang mereka pilih. Silahkan berkomentar dan maaf Saya menghapus komentar Sampah, Penulis memiliki kreteria sendiri dalam penilaian mana saja komentar Sampah tersebut dan Nantikan Artikel Penulis Selanjutnya.
Makasih sebelumnya telah membaca. Hanya sekedar share aja :)

Ditulis Oleh : Asy shahid AM // 03.30
Kategori:

Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

SILAHKAN BERKOMENTAR DAN IKUT SESAT BERSAMA ORANG-ORANG LAINNYA !

 
[Gunakan Mozilla firefox untuk tampilan Terbaik] Mohon maaf apabila setelah membaca artikel dalam blog ini anda mengalami diare, muntaber, tumbuh kumis, impotensi, bokong bernanah dan lain sebagainya. Hubungi Admin apabila sakit berlanjut [Kebijaksanaan pemirsa sangat dibutuhkan]
Diberdayakan oleh Blogger.