Baca juga artikel menarik lainnya di iidiott.blogspot.com . Pecinta wikipedia? tambah pengetahuanmu di Pharmachylious . Keep Enjoi bro

Selasa, 25 September 2012

Laporan praktikum tentang Kerapatan dan berat jenis




 
KERAPATAN DAN BERAT JENIS
FARMASI FISIK


 



                                                                                                                                    
O L E H
PRAKTEK G KELOMPOK 5 :

Asy Shahid Abdillah Musa
18123578A
Asela nonilista puja lestari
18123581A
Franz June Navirius
18123582A
Nura Khoiriyah
18123577A


FAKULTAS  FARMASI
UNIVERSITAS  SETIA  BUDI
SURAKARTA
2012


KERAPATAN DAN BERAT JENIS

I.TUJUAN
Menentukan kerapatan dan berat jenis suatu zat serta dapat memahami aplikasinya.

II. DASAR TEORI
Kerapatan (ρ) adalah massa persatuan volume pada termperatur dan tekanan tertentu, dan dinyatakan dalam sistem cgs dalam gram per sentimeter kubik ( g/cm³ = g/ml) dan dalam satuan SI kilogram per meter kubik (kg/m³).
                                         M
                             ρ  =  ———
                                          V
Berat jenis adalah perbandingan kerapatan dari suatu zat terhadap kerapatan air yang ditentukan pada temperature yang sama. Berat jenis merupakan bilangan murni tanpa dimensi yang dapat diubah menjadi kerapatan dengan menggunakan rumus yang cocok.
                                      ρ zat
            d = ———
                                      ρ air
Berat jenis untuk penggunaan praktis lebih sering di definisikan sebagai perbandingan massa dari suatu zat terhadap massa sejumlah volume air yang sama pada suhu 4°. Notasi yang sering dilakukan dalam pembacaan berat jenis 25°/25°, 25°/4°, dan 4°/4°. Angka yang pertama menunjukkan temperature udara dimana zat ditimbang dan angka dibawah garis miring menunjukan temperature air yang dipakai. Berat jenis merupakan suatu karakteristik bahan yang penting dan sering digunakan dalam pengujian identitas dan kemurnian bahan obat .
III. ALAT
1. Neraca Electrik
2. Piknometer
3. Kalkulator
4. Tissue

IV.  BAHAN
1. Etanol
2. Aseton
3. Klorofom
4. parafin
5. Gotri
6.Aquadest



V. CARA KERJA
I. Penentuan volume piknometer pada suhu percobaan
1.Menimbang dengan teliti piknometer kosong dalam keadaan bersih dan kering
2.Mengisi piknometer dengan aquadest hingga penuh lalu ditimbang                        
3. air yang menempel diusap dengan tissue lalu menimbang piknometer dengan teliti.
4. Melihat tabel berapa kerapatan aquadest pada suhu percobaan.
5. Perhitungan :
Bobot pikrometer + air           : B gram
Bobot Pikrometer kosong       : A gram         
————————————————  
Bobot aquadest                       : C gram
Kerapatan aquadest pada suhu percobaan (tabel) : 0,996 (aquadest)

                                                   C (gram)
Volume pikrometer     = ——————————
                                         aquadest (gram / ml)

                                    = V ml
II.        Penentuan Kerapatan dan Bobot Jenis Zat Cair dan zat padat

1.Piknometer bersih dan kering, mengisi penuh dengan zat cair kemudian ditutup. cairan yang menempel diusap dengan tissue, menimbang dengan teliti. Misal bobotnya : D gram
2.Bobot piknometer kosong    : B gram
3.Volume piknometer              : V ml
4.Kerapatan aquadest pada suhu percobaan (tabel)    : aquadest
5.Kerapatan zat cair dihitung dengan cara :
           D - B (gram)
      = ——————
               V (ml)

6.Berat jenis zat cair (etanol, aseton, klorofom) dihitung dengan cara :
       ρ zat cair
d =  —————
      ρ aquadest
.
III. Penentuan Kerapatan dan Bobot Jenis Zat padat (Gotri)
Gotri = G
Pigno + gotri + aquadest = H
Pigno + aquadest = I
Aquadest = I – A
Volume yang ditumpahkan = C – J = K
                                  K
Volume gotri = ————— = L
                           ρ aquadest
                 M gotri            G
ρ gotri =  ————  =   ——
                 V gotri             L
          ρ gotri
d = —————
       ρ aquadest

IV. Penentuan Kerapatan dan Bobot Jenis Zat gotri+parafin

Gotri + parafin = R
Pigno + parafin + gotri + aquadest = S
Bobot pigno + aquadest = S – R = Q
Bobot aquadest = Q – A = T
                                              T
Volume aquadest (Z) = —————
                                        ρ aquadest
Volume gotri + parafin = Volume pigno + Z
VI. HASIL PRAKTIKUM

  DATA DAN PERHITUNGAN
1. Penentuan volume piknometer pada suhu 27 °C.
Bobot piknometer + air         : 75,68 gram
Bobot Piknometer kosong    : 26,09 gram
Bobot aquadest                    :  49,59gram
Kerapatan aquadest pada suhu 27°C = 0,996 g/ml

                                           49,59 gram
Volume air  =
                                       0,996 gram / ml

= 49,78  ml

2. Penetuan kerapatan dan bobot jenis zat cair ( etanol, klorofom, aseton)
  Etanol
Bobot piknometer kosong       = 26,09 gram
Bobot etanol + pigno              = 65,88 gram
Zat etanol                                = 39,79 ml
Kerapatan aquadest pada suhu 27°C = 0,996 g/ml
Kerapatan Etanol:
    65,88 – 26,09
= ——————
         49,78
= 0,799 gram
Bobot jenis:
       0,799
= —————
       0,996
= 0,802
  Klorofom
Bobot piknometer kosong       = 26,09 gram
Bobot klorofom + pigno          = 99,67 gram
Zat klorofom                            = 73,58 ml
Kerapatan aquadest pada suhu 27°C = 0,996 g/ml
Kerapatan Klorofom:
       99,67 – 26,09
= ———————
            49,78
=1,47 gram
Bobot jenis:
       1,47
= ————
      0,996
=1,484
  Aseton
Bobot piknometer kosong       = 26,09 gram
Bobot aseton + pigno              = 65,22 gram
Zat aseton                                = 39,13 ml
Kerapatan aquadest pada suhu 27°C = 0,996 g/ml
Kerapatan Aseton:
        65,22 – 26,09
=  ———————
             49,78
=0,786
Bobot jenis:
     0,786
= ————
      0,996
= 0,789

3. Penetuan kerapatan dan bobot jenis zat padat
Gotri                            = 0,44 gram
Pigno+gotri+aquadest = 76,12 gram
Pigno+aquades            = 76,12 – 0,44   = 75,67
Aquadest                     = 75,67 – 26,09 = 49,68
Volume yang ditumpahkan = 49,59 – 49,58 = 0,01
                                  K                     0,01
Volume gotri =  —————   = ————— = 0,01004
                           ρ aquadest            0,996

                   M gotri                0,44
ρ gotri =  —————  =  ————— = 43,825
                   V gotri              0,01004
           ρ gotri                43,825
d =  —————  =  —————  = 0,880
        ρ aquadest              49,78

4. Penetuan kerapatan dan bobot jenis gotri + parafin
Gotri + parafin = 0,69 gram
Pigno + parafin + gotri + aquadest = 76,40
Bobot pigno + aquadest = 76,40 – 0,69 = 75,71
Bobot aquadest = 75,71 – 26,09 = 49,62
                                     49,62
Volume aquadest =  —————  = 0,997
                                     49,78

Volume gotri + parafin = 49,78 – 0,997 = 48,783
                                0,44
Volume gotri =  —————  =  0,0100399
                              43,825

Volume parafin = 48,783 - 0,0100399 = 48,773
Bobot parafin = 0,69 – 0,44 = 0,25
                          0,25
Kerapatan = ————— = 0,00512
                        48,773
        ρ parafin           0,00512
d = ————— = ————— = 0,00514
           ρ air                 0,996

VII. PEMBAHASAN
Berat jenis suatu zat adalah perbandingan antara bobot zat dibanding dengan  volume zat pada suhu tertentu (biasanya pada suhu 25ºC tapi yang kita gunakan 27 ºC), sedangkan rapat jenis adalah perbandingan antara bobot zat pada suhu tertentu ( dalam bidang farmasi biasanya digunakan 25º/25º).  Berat jenis didefenisikan sebagai perbandingan kerapatan suatu zat terhadap kerapatan air. Harga kedua zat itu ditentukan pada temperatur yang sama, jika tidak dengan cara lain yang khusus. Oleh karena itu, dilihat dari defenisinya, istilah berat jenis sangat lemah. Akan lebih cocok apabila dikatakan sebagai kerapatan relatif. Berat jenis adalah perbandingan relatif antara massa jenis sebuah zat dengan massa jenis air murni. Air murni bermassa jenis 1 g/cm³ atau 1000 kg/m³. Berat jenis merupakan bilangan murni tanpa dimensi (Berat jenis tidak memiliki satuan), dapat diubah menjadi kerapatan dengan menggunakan rumus yang cocok.
Dalam bidang farmasi kerapatan dan berat jenis suatu zat atau cairan digunakan sebagai salah satu metode analisis yang berperan dalam menentukan senyawa cair, digunakan pula untuk uji identitas dan kemurnian dari senyawa obat terutama dalam bentuk cairan, serta dapat pula diketahui tingkat kelarutan/daya larut suatu zat. alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu piknometer. Piknometer digunakan untuk mencari bobot jenis dan hidrometer digunakan untuk mencari rapat jenis. Piknometer biasanya terbuat dari kaca untuk erlenmeyer kecil dengan kapasitas antara 10ml-50ml..
Untuk melakukan percobaan penetapan bobot jenis, piknometer dibersihkan dengan menggunakan aquadest, kemudian dibilas dengan alkohol untuk mempercepat pengeringan piknometer kosong tadi. Pembilasan dilakukan untuk menghilangkan sisa dari permbersihan, karena biasanya pencucian meninggalkan tetesan pada dinding alat yang dibersihkan, sehinggga dapat mempengaruhi hasil penimbangan piknometer kosong, yang akhirnya juga mempengaruhi nilai bobot jenis sampel. Pemakaian alkohol sebagai pembilas memiliki sifat-sifat yang baik seperti mudah mengalir, mudah menguap dan bersifat antiseptikum. Jadi sisa-sisa yang tidak diinginkan dapat hilang dengan baik, baik yang ada di luar, maupun yang ada di dalam piknometer itu sendiri.
Piknometer kemudian dikeringkan. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengembalikan piknometer pada bobot sesungguhnya. Akhirnya piknometer ditimbang pada timbangan analitik dalam keadaan kosong. Setelah ditimbang kosong, piknometer lalu diisikan dengan sampel mulai dengan aquadest sebagai pembanding nantinya dengan sampel yang lain. Pengisiannya harus melalui bagian dinding dalam dari piknometer untuk mengelakkan terjadinya gelembung udara. Akhirnya piknometer yang berisi sampel tadi ditimbang.
Adapun keuntungan dari penentuan bobot jenis dengan menggunakan piknometer adalah mudah dalam pengerjaan. Sedangkan kerugiannya yaitu berkaitan dengan ketelitian dalam penimbangan. Jika proses penimbangan tidak teliti maka hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan hasil yang ditetapkan literatur. Disamping itu penentuan bobot jenis dengan menggunakan piknometer memerlukan waktu yang lama.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi bobot jenis suatu zat adalah :
  1. Temperatur, dimana  pada suhu yang tinggi senyawa yang diukur berat jenisnya dapat menguap sehingga dapat mempengaruhi bobot jenisnya, demikian pula halnya pada suhu yang sangat rendah dapat menyebabkan senyawa membeku sehingga sulit untuk menghitung bobot jenisnya. Oleh karena itu, digunakan suhudimana biasanya senyawa stabil, yaitu pada suhu 25oC (suhu kamar).
  2. Massa zat, jika zat mempunyai massa yang besar maka kemungkinan bobot jenisnya juga menjadi lebih besar.
  3. Volume zat, jika volume zat besar maka bobot jenisnya akan berpengaruh tergantung pula dari massa zat itu sendiri, dimana ukuran partikel dari zat, bobot molekulnya serta kekentalan dari suatu zat dapat mempengaruhi bobot jenisnya.

VIII. KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan ini didapati bahwa :
-          Volume piknometer pada suhu percobaan ( 27º ) adalah  0,996g/ ml
-          Kerapatan dan berat jenis zat cair :
  1. Etanol
          ρ etanol   =  0,799 gram.ml-1
          d  =  0,802
  1. klorofom
          ρ klorofom                 =    1,47 gram.ml-1
          d  =  1,484
       3. Aseton
          ρ Aseton                 =  0,786 gram.ml-1
          d = 0,789
-          Kerapatan dan berat jenis zat padat :

       4.  Gotri
          ρ gotri       = 43,825 gram
        d  =  0,880
        5.  Gotri + parafin
          ρ gotri+parafin       = 0,00512 gram
        d  =  0,00514

Masih terdapat beberapa penyimpangan dalam percobaan ini, tapi penyimpangan tersebut relatif kecil sehingga tidak mempengaruhi percobaan.
Adapun perbedaan hasil ini kemungkinan disebabkan oleh :
  1. Kesalahan pembacaan skala pada alat
  2. Cairan yang digunakan sudah tidak murni lagi sehingga mempengaruhi bobot jenisnya
  3. Pengaruh suhu dari pemegang alat, juga berpengaruh pada alat
  4. Kesalahan-kesalahan praktikan seperti tidak sengaja memegang piknometer
IX. DAFTAR PUSTAKA
  • Martin A. N ,Suargick , J. , dan cammarata , J.  1990 . Farmasi Fisika: Dasar-dasar farmasi fisika dalam ilmu farmasetika, diterjemahkan oleh Yoshita , edisi III , jilid I , penerbit UI ,Jakarta , 8-309-318, 454-495, 559-687
  • Situsweb: http://www.google.co.id/search?hl=id&source=hp&q=%C2%A0makalah%C2%A0tentang%C2%A0percobaan+kerapatan+dan+berat+jenis&btnG=Penelusuran+Google&aq=o&aqi=&aql=&oq=&gs_rfai=
  • Dzakwan , Muhammad.  2010 . Petunjuk praktikum farmasi fisik I . Universitas Setia Budi , 1-3

Ditulis Oleh : Asy shahid AM // 20.19
Kategori:

Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

SILAHKAN BERKOMENTAR DAN IKUT SESAT BERSAMA ORANG-ORANG LAINNYA !

 
[Gunakan Mozilla firefox untuk tampilan Terbaik] Mohon maaf apabila setelah membaca artikel dalam blog ini anda mengalami diare, muntaber, tumbuh kumis, impotensi, bokong bernanah dan lain sebagainya. Hubungi Admin apabila sakit berlanjut [Kebijaksanaan pemirsa sangat dibutuhkan]
Diberdayakan oleh Blogger.