PERCOBAAN 2
SIFAT KOLIGATIF
Tujuan:
Memahami sifat koligatif larutan
Menentukan kenaikan titik didih suatu pelarut sbgai salah satu sifat koligatif
Teori :
Apabila zat terlarut yang tidak menguap dicampurkan dengan pelarut yang mudah menguap,uap diatas larutan hanya akan diberikan oleh pelarut saja.Zat terlarut mengurangi kecenderungan melepaskan diri dari pelarut dan berdasarkan raoult,tekanan uap larutan yang terisi zat terlarut tidak menguap akan mengalami penurunan sebanding dengan bilangan relative dari molekul zat terlarut.Penurunan tekanan uap,penurunan titik beku,tekanan osmosis dan kenaikan titik didih merupakan sifat-sifat koligatif larutan.Semua sifat tersebut hanya tergantung pada jumlah molekul zat terlarut yang ada dan tidak bergantung pada ukuran ataupun berat molekul zat terlarut. Kata koligatif berarti dikumpulkan bersama- sama dan menunjukkan pada sekumpulan sifat- sifat umum yang dimiliki larutan encer . sifat koligatif adalah sifat larutan yang hanya ditentukan oleh jumlah partikel dalam larutan dan tidak tergantung jenis partikelnya.
Titk didih adalah temperature dimana tekanan uap cairan menjadi sama dengan tekanan luar yaitu 760 mm Hg. Titik didih larutan yang mengandung zat terlarut yang tidak menguap adalah lebih tinggi daripada pelarut murninya dengan melihat kenyataan bahwa zat terlarut menurunkan tekanan uap pelarut.
Kurva tekanan uap larutan terletak dibawah pelarut murni dan temperatur larutan harus dinaikan pada temperatur diatas temperatur pelarut murni dengan maksud untuk mencapai titik didih normal. Kenaikan titik didh terlihat pada gambar sebagai persamaan T-To = Δ Tb. Perbandingan kenaikan titik didih ΔTb terhadap penurunan tekanan uap Δp = P°-P, pada 100°C kira-kira konstan pada temperatur ini dan di tulis sebagai:
Kurva tekanan uap larutan terletak dibawah pelarut murni dan temperatur larutan harus dinaikan pada temperatur diatas temperatur pelarut murni dengan maksud untuk mencapai titik didih normal. Kenaikan titik didh terlihat pada gambar sebagai persamaan T-To = Δ Tb. Perbandingan kenaikan titik didih ΔTb terhadap penurunan tekanan uap Δp = P°-P, pada 100°C kira-kira konstan pada temperatur ini dan di tulis sebagai:
ΔTb
———— = k’ atau Δ Tb = k’ Δp ..............................(1)
ΔP
Karena p° konstan kenaikan titik didih dapat di anggap sebanding dengan Δp/p°, yaitu penurunan tekanan uap relatif. Menurut hukum Raoult penurunan tekanan uap relatif sama dengan fraksi mol zat terlarut sehingga.
ΔTb = k . X2 .......................(2)
Karena kenaikan titik didih hanya bergantung pada fraksi mol zat terlarut maka ini adalah sifat koligatif. Dalam kondisi encer X2 kira-kira sama dengan m / ( 1000 / M1 ) sehingga persamaan ( 2 ) dapat di tulis :
kM1
Δ Tb = ———— m .................(3) atau ΔTb = Kb m ................. (4)
1000
BMB WA ΔTB
Kb = ——————— .....................(5)
1000 WB
Dimana ΔTb = kenaikan titik didih, Kb = tetapan kenaikan titik didih molal ( tetapan ebulioskopi ), m = molalitas zat terlarut, WA = massa pelarut ( gram ), WB = massa zat terlarut ( gram ) dan BMB = berat molekul zat terlarut.
Kalau dibuat grafik titik didih sebagai fungsi dari berat zat yang dilarutkan akan di dapatkan suatu garis lurus dan gradian sehigga ΔT / WB diketahui
BMB WA
Kb = ————— x gradien ................................... (6)
1000
Harga Kb dapat diketahui jika massa molar dari zat terlarut diketahui. Jadi dari penentuan titik didih pelarut murni dan kenaikan titik didih larutan yang diketahui konsentrasinya, dapat ditentukan berat molekul dari zat pelarut dengan rumus:
1000 Kb
BMB = ——————— ........................................(7)
WAx(gradien)
Alat :
- Labu alas bulat berleher dua
- Kondensor liebigh
- Termometer
- Erlenmeyer
- Neraca Elektrik
- Gelas ukur
- Batu didih
- Corong glass
- Klem dan statif
- Waterbath
- Alumunium foil
- Lampu Spiritus
Bahan :
- Kloroform
- Naftalena
Cara Kerja :
- Rangkailah alat terdiri atas labu alas bulat berleher dua, kondensor dan termometer
- Masukkan kloroform kira-kira 50 ml kedalam erlenmeyer, setelah itu di tutup menggunakkan alumunium foil kemudian di timbang.
- Tuang kloroform ke dalam labu alas bulat dan masukan 2-4 butir batu didih.
- Timbang kembali erlenmeyer beserta tutupnya, sehingga diketahui berat kloroform.
- Didihkan pelarut dengan hati-hati hingga tercapai titik didihnya ( kurang lebih 10 menit )
- Kalau titik didih sudah tercapai, baca suhunya pada termometer setiap 2 menit.
- Timbang 8 buah naftalena dengan berat masing-masing kurang lebih 0,5 gram.
- Masukan pelet naftalena kedalam labu, teruskan pembacaan suhu. Catat suhu setelah dua kali pembacaan nilainya tetap.
- Ulangi langkah ke delapan, sampai semua pelet terlarutkan.
- Buat grafik hubungan antara titik didih dengan berat naftalena yang ditambahkan.